Biologi 10: Jamur Zygomycotina / Jamur Zygomicota


Hasil Laporan Penelitian Tentang Jamur Zygomycotina / Zygomicota
O
L
E
H
Kelompok 6
Virgenita Salsabela R.
Siti Tri Nurmayati
Rahma Rosalina
     Kiki Nurul Z.
Setia Wardana
Semester 2



A.  Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur Jamur Ryzopus oryzae


B.  Teori Dasar
Jamur (fungi) banyak kita temukan di lingkungan sekitar kita. Jamur tumbuh subur terutama di musim hujan karena jamur menyukai habitat yang lembap. Akan tetapi, jamur juga dapat ditemukan hampir disemua tempat dimanaada materi organik. Jika lingkungan di sekitarnya mengering, jamur akan menjalani tahapan istirahat atau menghasilkan spora. Cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang jamur disebut mikologi.


Perbedaan jamur dengan tumbuhan tinggi (kingdom Plantae) antara lain tubuh jamur berupa talus (tubuh sederhana yang tidak mempunyai akar, batang, dan daun) sedangkan tumbuhan sudah mempunyai akar, batang, dan daun. Selain itu, jamur tidak berklorofil sehingga tidak membutuhkan cahaya matahari untuk menghasilkan makanan. Jamur bersifat heterotrof saprofit atau heterotrof parasit. Sedangkan tumbuhan memiliki klorofil sehingga bersifat fotoautotrof, yaitu mampu membuat makanannya sendiri dengan bantuan cahaya matahari.


Jamur memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Merupakan organisme eukariota yang menghasilkan spora.
2.      Dinding selnya tidak mengandung selulosa, melainkan karbohidrat kompleks (termasuk kitin).
3.      Tidak memiliki flagela dalam daur hidupnya.


Beberapa ahli mikologi membagi jamur menjadi dua kelompok berdasarkan bentuk tubuhnya, yaitu kapang (mold) dan khamir (yeast).

Kebanyakan jamur termasuk dalam kelompok kapang. Tubuh vegetatif kapang berbentuk filamen panjang bercabang yang seperti benang, disebut hifa. Hifa akan memanjang dan menyerap makanan dari permukaan substrat (tempat hidup jamur). Hifa-hifa membentuk jaring-jaring benang kusut, disebut milesium. Beberapa hifa bersifat seositik, artinya hifa-hifa tidak terpisah dalam ruang-ruang atau sel-sel, melainkan membentuk sebuah sel raksasa berinti banyak. Jenis hifa lain ada yang terpisah dalam ruang-ruang oleh septa (dinding). Setiap sel dapat mengandung lebih dari satu inti sel.

Jamur dalam kelompok khamir bersifat uniseluler (berinti satu), bentuknya bulat atau oval. Khamir ditemukan hampir di semua tempat, seperti di tanah, daun, buah, serta pada tubuh manusia. Khamir juga penting dalam pembuatan roti dan makanan fermentasi.

Reproduksi Jamur
Sebagian besar jamur bereproduksi dengan spora mikroskopik, yaitu sel reproduktif yang tidak motil. Spora biasanya dihasilkan oleh hifa aerial yang terspesialisasi. Hifa aerial pada beberapa jamur membentuk struktur kompleks yang disebut badan buah (fruiting body). Spora dihasilkan dalam badan buah. Ada tiga bentuk stuktur reproduktif pada jamur, yaitu gametangium, sporangium, dan konidiofor. Gametangium adalah stuktur tempat pembuatan gamet. Sporangium adalah stuktur tempat dibentuknya spora. Konidiofor adalah hifa terspesialisasi yang menghasilkan spora aseksual yang disebut konidia. 

Jamur Zygomicotina / Zygomicota
Jamur ini dinamakan Zygomycota karena membentuk spora istrahat berdinding tebal yang disebut zigospora. Zigospora merupakan hasil peleburan menyeluruh antara dua gametangium yang sama atau berbeda. Jamur yang tergolong divisi ini hidup di darat, di atas tanah, atau pada tumbuhan dan hewan yang telah membusuk.
·         Stuktur tubuh
Zygomycota memimiliki miselium yang bercabang banyak dan tidak bersekat-sekat. Hifanya bersifat senositik. Septa hanya ditemukan pada sel-sel bereproduksi. Ada beberapa tipe hifa pada Zygomycota yaitu :
-          Stolon, hifa yang membentuk jaringan pada permukaan substrat. Misalnya jamur pada roti.
-          Rizoid, Hifa yang menembus substrat dan berfungsi sebagai jangkar untuk menyerap makanan
-          Sporangiofor, Hifa yang tegak dipermukaan substrat dan memiliki sporangium globuler diujungnya.
·         Cara Reproduksi
Zygomycetes dapat bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual adalah dengan spora yang dihasilkan oleh sporangium. Reproduksi seksualnya dengan konjugasi.
Repoduksi seksual dan Aseksual pada Zygomycota



Zygospora- konidia (asexual)


Zygosporangia (sexual)

Cabang pendek Rhizopus yang berjenis positif dan cabang pendek yang berjenis negative bertemu pada ujungnya. Setelah bertemu akan terbentuk sekat di dinding dibawah ujung cabang hifa. Gamet dari kedua rhizopus kemudian bertemu dan melebur membentuk zigot. Zigot mempunyai dinding pelindung yang tebal kemudian zigot memasuki periode dormansi. Dormansi biasanya berlangsung selama 1 sampai 3 bulan. Setelah periode dormansi zigot berkecabah. Saat berkecambah, inti sel zigot melkukan meiosis, kemudian hifa haploid pendek tumbuh dari zigot. Hifa haploid segera membentuk sporangium yang akan memproduksi spoara aseksual. Setelah dibebaskan dari sporangium, spora aseksual akan membentuk miselium baru.
             Gambar 5: Miselium Rhizopus
Beberapa jenis jamur yang tergolong Zygomycota, antara lain:
1.      Jamur Roti (Rhizopus Stolonifer)
Jika roti yang lembab disimpan ditempat yang hangat dan gelap, beberapa hari kemudian akan tampak jamur tumbuh diatasnya. Pada roti akan tumbuh bulatan hitam, yang disebut Sporangium yang dapat menghasilkan sekitar 50.000 spora.

2.      Jamur Tempe (Rhizopus Nigricans)
Jamur tempe digunakan dalam pembuatan tempe. Reproduksi rhizopus nigricans dapat terjadi secara seksual dan aseksual.
3.      Pilobolus
Adalah salah satu jamur yang biasa hidup pada kotoran hewan yang telah terdekomposisi. Jamur ini tidak dapat bereproduksi tanpa adanya bantuan cahaya. Jamur ini menunjukkan respon positif terhadap cahaya.
Peranan Jamur Zygomycota
1.      Dekomposer dalam tanah dan kotoran, sehingga bermain peranan yang cukup besar dalam siklus karbon.
2.      Berperan dalam beberapa simbiosis, seperti yang pada Harpellales yang mendiami arthropoda (khususnya larva serangga air tawar akuatik) yang melekat pada lapisan chitinous dari hindgut. Harpellids memperoleh gizi pada pakan yang tidak dimanfaatkan oleh arthropoda. Karena mereka pada umumnya dianggap tidak berbahaya dan tidak bermanfaat bagi hewan inang, asosiasi ini dianggap commensalistic.
Foto thallus dari Genistellospora homothallica (Harpellales)

3.      Bearing trichospores yang melekat pada kutikula hindgut dari Chili blackfly.
4.      Pathogen serangga yang dapat menyebabkan penyakit wabah besar.
5.      Parasit pada jamur Basidimycota Sejumlah spesies digunakan dalam fermentatios, seperti Rhizopus oligosporus yang dimanfaatkan dalam pembuatan tempe, dan Actinomucor elegans di Cina untuk pembuatan keju atau sufu (Hesseltine 1991).
6.      Menyebabkan infeksi oportunistik dari diabetes, immuno-tertindas, infeksi virus dan dikompromi immuno-pasien (de Hoog dkk. 2000).
7.      Parasit pada amoeba.
Strawberry dengan miselium rhizopus
Sebagai agen penyakit tanaman misalnya, Choanephora cucurbitarum yang menyebabkan bunga cucurbita membusuk. Beberapa jenis memiliki dampak negatif ekonomi pada manusia menyebabkan buah-buahan terutama strawberry oleh Rhizopus stolonifer. 
C.  Alat dan Bahan
-          Mikrsosop
-          Kaca Benda
-          Tempe
-          Jarum

D.  Cara Kerja
-          Siapkan semua alat dan bahan.
-          Ambil sedikit hifa dari tempe mengunakan jarum.
-          Letakkan hifa pada kaca benda.
-          Atur posisi kaca benda dengan benar.
-          Kemudian lihat melalui mikroskop.

E.  Data Pengamatan
Gambar yang kami dapatkan pada saat penelitian



F.   Analisa Data
Berdasarkan hifa tempe yang kami peroleh, gambar kami terlihat bahwa hifanya ada yang tertumpuk sehingga warnanya berwarna hitam. Sampel yang kami dapatkan hanya terlihat ada 3 buah sporangiofor, terdapat banyak rizhoid dan yang paling banyak terlihat dalam stolon.

G. Kesimpulan
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa jamur tidak hanya dapat merugikan manusia, tetapi dapat berfungsi juga menguntungkan bagi manusia. Terutama dalam proses fermentasi pada tempe.


Daftar Pustaka
www. zygomycotakelompok4.blogspot.com

Praatiwi, D.A., Sri Maryati, Srikini, Suharno, & Bambang S. 2007. Biologi untuk SMA kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga

Comments

Popular posts from this blog

Bahasa Indonesia 10 (K13) : Jawaban Pelajaran II

Bahasa Indonesia 12 K13 : Jawaban Tugas 1 hal. 8-10 Kelompok 6 (XII A 1)

Bahasa Indonesia Kelas 10 (K13) : Jawaban Kegiatan 1