Fisika 11 K13: Penyebab Terjadinya Pemanasan Global
Penyebab
Terjadinya Pemanasan Global
Terjadinya
pemanasan dapat di pengaruhi oleh adanya aktivitas manusia maupun aktivitas
alam itu sendiri (alamiah). Aktivitas manusia yang diperkirakan berkontribusi
pada kenaikan suhu bumi antara lain adalah aktivitas yang meningkatkan
konsentrasi gas rumah kaca (GRK) maupun aktivitas yang mempercepat terjadinya
penipisan lapisan ozon.
Beberapa
aktivitas yang dapat menghasilkan GRK (CO2, CH4, dan NO2) adalah:
1. Aktivitas
yang mengasilkan gas CO2 (karbon dioksida) seperti kegiatan penggunaan bahan
bakar kayu (biomas), minyak bumi, gas alam, dan batu bara oleh industri,
kendaraan bermotor, dan rumah tangga serta pembakaran hutan.
2. Kegiatan
yang mengasilkan gas CH4 (methane) seperti kegiatan proses produksi dan
pengangkutan batu bara, minyak bumi, dan gas alam. Kegiatan industri yang
menghasilkan bahan baku (eksractive industri), kegiatan pembakaran biomas yang
tidak sempurna, serta kegiatan penguraian oleh bakteri di tempat pembuangan
akhir (TPA), ladang padi dan peternakan.
3. Kegiatan
yang menghasilkan gas N2O (nitrous oksida) hasil dari pemakaian pupuk nitrogen
yang berlebihan di dalam usaha penanaman padi, aktivitas industri dengan
menggunakan limbah padat sebagai bahan bakar alternatif dan penggunaan bahan
bakar minyak bumi.
Dari berbagai GRK di
atas yang diperkirakan sebagai gas yang paling berperan di dalam proses
terjadinya pemanasan global adalah CO2 dan disusul oleh CH4.
Kenaikan suhu permukaan
bumi akibat adanya peningkatan gas rumah kaca (GRK) di atmosfer diperkirakan
akan memengaruhi pola radiasi matahari (khususnya gelombang panjang) yang masuk
dan mencapai permukaan bumi. Radiasi matahari (khususnya gelombang panjang)
tidak dapat langsung dilepaskan atau dipantulkan kembali ke angkasa luar,
tetapi tertahan dan dipantulkan kembali ke bumi oleh GRK atau dengan kata lain
GRK yang berlebihan di atmosfer akan dapat menahan radiasi panas matahari untuk
keluar dari atmosfer bumi. Kejadian tertahannya radiasi matahari ini akan
meningkatkan suhu bumi, dan bila kejadian ini berlangsung cukup lama dan
terjadi pada wilayah yang luas maka pemanasan bumi secara global akan terjadi.
Faktor lain penyebab
terjadinya kenaikan suhu muka bumi adalah akibat adanya penipisan lapisan ozon
di atmosfer, terutama di wilayah kutub. Lapisan ozon ini sangat bermanfaat bagi
perlindungan terhadap radiasi langsung dari sinar matahari ke permukaan bumi
yang merugikan keberlangsungan dan kehidupan makhluk hidup di bumi. Keberadaan
bahan perusak ozon yang merupakan sumber utama penyebab rusaknya lapisan ozon
merupakan ancaman yang cukup serius bagi umat manusia dan makhluk hidup yang
ada di muka bumi.
Adapun kegiatan yang
menghasilkan bahan perusak ozon (BPO) antara lain adalah kegiatan industri
pendingin udara (kulkas dan AC), pesawat terbang, katalisator proses industri,
bahan pencegah kebakaran, dan fumigasi yang menggunakan CFC, CTC, TCA, Halon,
Aerosol, Solvent, dan Metil Bromida.
Meningkatnya GRK dan
BPO di atmosfer bisa juga diakibatkan oleh menurunnya kemampuan alam di dalam
menyerap karbon. Aktivitas penggundulan hutan serta pola penggunaan lahan yang
tidak berwawasan lingkungan ditenggarai akan mengurangi kemampuan alamiah alam
dalam menyerap karbon yang ada di atmosfer.
Dampak Pemanasan Global
Para
Ilmuan menggunakan model komputer dari suhu, pola presipitasi, dan sirkulasi
atmosfer untuk mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model tersebut, para
Ilmuan telah membuat beberapa prakiraan mengenai dampak pemanasan global
terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan
liar, dan kesehatan manusia.
1. Iklim
Mulai Tidak Stabil
Para
ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian utara dari
belahan bumi utara (northen hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah
lain di bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencari dan daratan akan
mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan utara tersebut.
Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan
mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi
salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan
lebih panjang di beberapa area. Suhu pada musim dingin dan malam hari akan
cenderung untuk meningkat.
2. Peningkatan
Permukaan Air Laut
Ketika
atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga
volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga
akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih
memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah
meningkat 10-25 cm (4-10 inci) selama abad ke 20 dan para ilmuan IPCC
memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm (4 – 35 inchi) pada abad ke 21.
3. Suhu
Global Cenderung Meningkat
Orang mungkin
beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak makanan dari
sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat. Sebagai
contoh bagian selatan Kanada mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih
tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan
pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat
tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung
yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang
berfungsi sebagai reservoir alami akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa
tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit
yang lebih hebat.
4. Gangguan
Ekologis
Hewan dan tumbuhan
menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan global, ini
karena sebagian besar laha telah dikuasai oleh manusia. Dalam pemanasan global,
hewan cenderung untuk berimigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan.
Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mecari daerah baru karena habitat
lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan
mengahalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang berimigrasi ke utara atau
selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan
mati. beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju
kutub mungkin juga akan musnah.
Penggendalian
Pemanasan Global
Konsumsi
total bahan bakar fosil di dunia meningkat sebesar 1 persen per-tahun.
Langkah-langkah yang dilakukan atau yang sedang didiskusikan saat ini tidak ada
yang dapat mencegah pemanasan global pada masa depan. Tantangan yang ada saat
ini adalah mengatasi efel yang timbul sambil melakukan langkah-langkah untuk
mencegah semakin berubahnya iklim pada masa depan.
Ada
2 pendekata utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca,
yakni:
1. Mencegah
karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut ata komponen
karbon-nya di tempat lain. Cara ini disebut carbon sequestration (menghilangkan
karbon).
2. Mengurangi
produksi gas rumah kaca.
Salah satu penyumbang
karbon dioksida adalah pembakaran bahan bakar fosil. Penggunaan bahan bakar
fosil mulai meningkat pesat sejak revolusi industri pada abad ke 18. Pada saat
itu, batubara menjadi sumber energi dominan untuk kemudian digantikan oleh
minyak bumi pada pertengahan abad ke 19. Pada abad ke 20, energi gas mulai
biasa digunakan di dunia sebagai sumber energi.
Perubahan tren
penggunaan bahan bakar fosil ini sebenarnya secara tidak langsung telah mengurangi
jumlah karbon dioksida yang dilepas ke udara, karena gas melepaskan karbon
dioksida lebih sedikit apabila dibandingkan dengan minyak apalagi bila
dibandingkan dengan batubara. Walaupun demikian, penggunaan energi terbaharui
dan energi nuklir lebih mengurangi pelepasan karbon dioksida ke udara. Energi
nuklir, walaupun kontroversial karena alasan keselamatan dan limbahnya yang
berbahaya , tetapi tidak melepas karbon dioksida sama sekali.
Comments