Candu: Perjalanan Pertama 2017!
Assalamu’alaikum
Tak terasa tahun terus berganti, nah untuk memulai tahun
2017 ini dan untuk pertama kalinya pula aku membuat travel blog sekaligus
mengisi liburan semester tepat di awal tahun.
Perjalanan ini bermula tepat sebelum ujian akhir terjadi
hingga terwujudkan pada 17 Januari 2017. Dimana di bagian lain bumi tengah
dilanda musim dingin sementara di bagian Indonesia mengalami musim hujan akibat
pergerakan angin muson barat yang bertiup dari benua Asia menuju benua
Australia. Uww, sumber ilmu ini di dapat dari sebuah situs. Wkwk
Sesuai prediksi sebelumnya, musim hujan yang basah juga
terjadi hari itu. Jadi aku bersama dengan teman-teman yang lain datang ke
pantai Pok Tunggal.
"Kenapa Pantai Pok Tunggal?"
Karena beberapa dari kami bahkan tidak tahu, "Ingin pergi
kemana? Liburan kemana? Yang penting liburan."
"Ada yang seperti itu?" Tentu saja
ada, termasuk aku. Wkwk..
Waktu yang ditempuh dari kota Yogyakarta menuju lokasi
kurang lebih 2-3 jam. Di perjalanan para pengendara akan disuguhi pemandangan
hijaunya hutan dengan jalan yang naik turun. Cukup untuk membuatmu yang mabuk
darat bereaksi. Tapi tenang, di perjalanan lumayan banyak terdapat tempat makan
dan masih terbilang lumayan ramai dengan warga yang menempati daerah tersebut.
Untuk biaya masuk sendiri kalian bisa mengeluarkan budget
sebesar Rp15.000 –per orang. Bukan hanya untuk satu pantai kurasa, karena saat
melewati jalan loket pengunjung juga bisa menuju pantai lainnya yang masih satu
pesisir namun dengan jarak yang berbeda dengan Pantai Pok Tunggal. Pantai ini merupakan
pantai yang agak jauh dibandingkan Pantai saudara-saudaranya yang satu wilayah.
Pantai Pok Tunggal Yogyakarta tepatnya di daerah gunung kidul. Letaknya
berada di jajaran pantai gunung kidul lainnya yang sudah terkenal seperti
pantai indrayanti.
Pantai pok tunggal
bercirikan khas pantai selatan daerah sini; pasir putih bersih dan lembut, dan
ombak yang cukup besar. Pantai ini di apit oleh dua bukit ; bukit tirta pok
tunggal asri disebelah barat dan bukit panjong di sebelah timur. Pemandangan
sunset dari pantai ini sudah cukup dikenal keindahannya.( http://www.nativeindonesia.com/)
Keindahan Pantai Pok Tunggal ini
memang tepat seperti yang digambarkan situs diatas, pasirnya bahkan lebih putih
bersih dibandingkan Pantai Parangtritis yang notabene jaraknya lebih cepat
ditempuh dari kota Yogyakarta kurasa.
Airnya juga jernih, padahal saat itu ketika kami berada di pantai tepat sesudah hujan reda. Bahkan salah seorang temanku sempat mengabadikan momen seekor gurita kecil berenang di pinggir pantai. Gumpalan hijau ini bahkan menarik perhatianku. Wkwk..
Pantai ini diapit dua bukit yang sukses membuat para pengunjung ingin mendakinya. Yep, perjalanan kami di Pantai ini tidak hanya bermain pasir saja. Diluar dugaan kami juga mendaki sedikit. Bagi pengunjung yang tidak suka mendaki, tenang saja. Jalur menuju perbukitan dibuat dengan tangga-tangga dari tanah dan juga jalur batang bambu yang relatif aman. Bukit yang dekat dengan kami merupakan Bukit Pajong di sebelah timur.
Ketika naik ke atas, kalian bisa
menyumbangkan uang untuk akses berada disana. Selain itu apabila merasa pegal
dan ingin berlama-lama disana, kalian bisa beristirahat menikmati keindahan
pantai dari atas dengan duduk-duduk di atas balai-balai yang dipungut Rp20.000 –per
balai.
Bosan duduk?
Kalian bisa mendaki
lagi, namun dengan jalur buatan sendiri dengan tingkat keamanan yang diharuskan
untuk berhati-hati. Tapi dibalik itu kalian bisa mendapatkan foto-foto dengan view yang tak kalah menarik.
Pemandangannya juga tak kalah bagusnya. Masya Allah :)
Seperti arti dari Surah Al-Baqarah ayat 164 yang berbunyi, "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan bumi itu dari segala jenis hewan dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi: sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan."
Oh ya, untuk di atas bukit tidak
ada penjual makanan. Jika pengunjung lapar, kalian bisa turun ke sekitar pantai
dimana lumayan banyak penjual makanan di pesisir pantainya. Selain itu ada juga
tempat sholat dan toilet.
Bagaimana? Kalian tertarik?
Terima kasih teman perjalanan
Uddin, Bangliv, Rizky, Indra, Banghar, Ridwan, Aris, Nur, Siti, Ullin, Elin,
Dyani, Nabila, dan Aisyah.
Foto-foto diatas sudah diberi
izin oleh pemilik wajah teman perjalanan untuk di upload pada blog ini. Jadi, kita kapan jalan-jalan lagi? Wkwkw
Kalian juga bisa melihat sedikit perjalanan aku beserta teman-temanku pada link dibawah ini.
Terima kasih sudah mampir :)
Wassalamu’alaikum
Comments