Acara Kekoreaan di Jogja
Assalamuaikum
wr.wb.
“Anyeong
haseyo, ocaeo-bangawoeyo!”
Artinya, “Halo
semua, aku Oca senang bertemu denganmu!”
Alhamdulillah akhirnya gue bisa ngeblog
lagi! Yey!
Iya gue sadar kalau blog ini
diperbaharui awal tahun lalu maka dari itu gue teramat berterima kasih kepada
laporan yang sudah membuat gue seperti ini. Kan jadi kangen sama blogging.
Yep!
Di publikasi gue kali ini perdana di bulan September, bulan kelahiran
gue btw. Gue akan sedikit membahas
liburan yang nyempil dalam satu
minggu full kuliah tapi masih agak selo ini dengan bahasan ringan. Buat
temen-temen gue yang baca ini, gue harap nggak ada yang tersinggung. Disini
isinya becanda ringan sekalian bagi-bagi sedikit informasi aja kok.
Jadi beberapa waktu lalu, seminggu sebelum gue publikasikan curahan
cerita ini tepatnya hari Sabtu lalu 16 September 2017. Gue main nih sama
temen-temen sejalur yang ngeh sama
orang-orang pemilik mata sipit, kulit putih, dan negaranya itu jadi travel list mungkin hampir kebanyakan
orang Indonesia.
Coba tebak, Negara
yang gue maksud apa?
Singapura?
Bukan
Thailand?
Walaupun disana
harga-harganya lebih murah dibandingkan harga di Indonesia, tapi bukan.
Jepang?
Yang suka anime pasti pengen banget kesini,
terutama kalau suka doraemon tapi bukan.
Terus apa?
Kalau kalian penggemar drama, pasti tahu deh. Hayo apa hayo?
Korea Selatan?
Yep! Selamat kalian mendapatkan kimchi
beserta kimbab dapat dibeli
sendiri dan cari sendiri sodara-sodara.
Yap betul banget! Korea Selatan, tapi bukan asli ke Korea Selatan. Kita hanya
singgah ke tempat semacam dimana diadakannya festival budaya Korea Selatan. Gue
nggak jamin deh kesitu hanya untuk mengenal budayanya, akan tetapi niat kita
siapa yang tahu. Ye nggak?
Gue sama temen-temen pergi ke sanalah kita. Berikut gue kenalkan
teman-teman sejalur yang memprakarsai diadakannya liburan kepepet ini.
Ada si Dhaniera. Dia yang membombardir kita akan acara ini, gue heran
dia apanya anak acara itu coba? Oh tapi dia ngaku-ngaku sebagai Suzy yang
pacaran sama Lee Min Ho ituloh.
Salwa yang katanya istrinya Sehun Exo.
Silvi, Ibu Suri kerajaan yang tersesat dan pengen balik ke istananya.
Gue juga kurang ngeh sejak kapan si eonni (panggilan kakak perempuan dari perempuan dalam bahasa korea)
ini dipanggil Ibu Suri.
Ada lagi si Siti jatuh hari sama Wannaone, selain itu ada juga si Azrina. Dia kalau ngomong sunda abis.
Nah tempat diadakannya acara Korea ini atau mereka bilangnya Korean Days diadakan di sebuah Universitas di Yogyakarta. Acara ini berlangsung selama 2 hari yaitu hari Sabtu hingga Minggu, 16-17 September 2017. Pembukaan acaranya sendiri itu setau aku dari Ira dan juga Salwa sekitar pukul 13.00 WIB.
Nah rencananya kita habis ngampus langsung siap-siap kesana kan, tapi
keundur gara-gara pertama si Silvi latihan buat lomba, sementara kita sendiri
selesai ngampus itu pukul 10.00an. Jadilah kita balik ke kosan (yang nggak
latihan).
Kita rencanain kumpul di depan kampus sekitar habis Zuhur, nah dodolnya
gue.
GUE MALAH TIDUR!
Yak teman-teman gue yang kemarin ke Korean
days, gue membuat pengakuan
sekarang! Syalalala~
Alhasil kita baru kumpul di pukul 13.00 WIB, tau gimana reaksinya.
Biasa aja sih,
tapi notif di hp gue kayaknya jebol.
Wahai kalian generasi millennium!
Wahai kalian generasi millennium!
Kita naik mobil, tapi berenam dalam satu mobil kecil. Nah kalian
bayangin aja kurusnya kami gimana. Itu pertama kali gue naik mobil melebihi kapasitas
penumpang dan MUAT LAGI! Si pak supir kita kacangin gara-gara ngerumpi sendiri.
Biasa, perempuan.
Disana kita langsung buru-buru ke venue
dengan membayar sebanyak 30K tapi bebas keluar masuk. Ada pembukaan dari dekan apa siapa gitu dari fakultas budaya
kemudian ada bapak berbahasa Korea.
Kebanyakan dari kita cuma nyaut, “Annyeong!” sama, “De.” apa “Ne.” gue lupa gimana yang bener tapi pelafalannya mirip. Dari sepanjang sambutan full berbahasa Korea itu TIDAK ADA TRANSLATE-NYA PEMIRSA. Alhasil ya terasa seperti nonton drama korea nggak pake teks terjemah.
Kebanyakan dari kita cuma nyaut, “Annyeong!” sama, “De.” apa “Ne.” gue lupa gimana yang bener tapi pelafalannya mirip. Dari sepanjang sambutan full berbahasa Korea itu TIDAK ADA TRANSLATE-NYA PEMIRSA. Alhasil ya terasa seperti nonton drama korea nggak pake teks terjemah.
Jujur, gue seneng banget sih sama stan Hanbok sama stan makanan korea di
luar venue. Kapan lagi, ye kan? Pakai
Hanbok sama nyobain makanan korea walaupun nggak asli makanan korea juga sih
karena yang buatnya orang Indonesia. Namun setidaknya gue dapat mencicipi
makanan berbau Korea hitung-hitung bekal sebelum ke Korea Selatan yang
sebenarnya, ye nggak?
Kita beli patungan (kumpulan dan satu dimakan bareng-bareng). Oh iya kita
beli Jajangmyeon (atau jjajangmyeon) adalah
jenis masakan
Korea yaitu mi saus pasta kacang kedelai hitam.
Jajangmyeon dipengaruhi kuliner Tionghoa, dan orang Tiongkok biasa menyebutnya Zhajiangmian
(炸醬麵). Jajang artinya saus goreng, dan
myeon artinya mie. (Wikipedia.id)
Sayangnya kita nggak foto itu makanannya, aku ambil di Mbah Google
kurang lebihnya gini. Nggak tau kenapa kita sepakat lebih suka mie Ayam. Wkwk..
Ada lagi yang gue makan yakni Kimbab
atau Gimbap adalah
makanan populer di Korea yang terbuat dari nasi putih (bap) yang digulung
dengan lembaran rumput laut kering atau gim,
biasa dikenal dengan nama nori
dalam Bahasa Jepang. Gimbap
lalu dipotong-potong dengan ukuran sekali suap. Gimbap memang terinspirasi dari sushi gulung yang dibawa
ke Korea pada masa kependudukan Jepang. Namun, gimbap berbeda karena nasinya dibumbui
minyak wijen, bukan cuka
beras seperti sushi. (food.detik.com)
Rasa Kimbab ya terasa nasi
lah tentunya, lalu ada lagi Kimchi.
Waktu nonton drama-drama Korea itu gue paling penasaran sama yang namanya
Kimchi ini. beras seperti sushi. (food.detik.com)
Kata Mbah google sih, “Jadi Kimchi itu adalah makanan tradisional Korea salah satu jenis asinan sayur hasil fermentasi yang diberi bumbu pedas. Setelah digarami dan dicuci, sayuran dicampur dengan bumbu yang dibuat dari udang krill, kecap, bawang putih, jah dan bubuk cabai merah. Sayuran yang paling umum dibuat kimchi adalah sawi dan lobak. Di zaman dulu, kimchi diucapkan sebagai chim-chae (Hangul: 침채; Hanja: 沈菜) yang berarti "sayuran yang direndam."(Wikipedia.id)
Gue udah siap nanggung tingkat kepedasannya. Nah begitu ada kesempatan,
maka belilah dan makan si Kimchi ini. Tapi rasanya sungguh di luar dugaan gue!
GUE TERKENA
KEJUTAN KULINER!
Gimana enggak, rasanya tuh asem di mulut. Gue ingat-ingat lagi rasanya
kayak jamu (?) tapi jamu lebih enak. Terus rasanya nempel di pencernaan, ngangetin gitu. Mungkin karena ada jahenya. Kalau Kimchi asem fermentasi yang ngebuat
wajah kalian itu mengekspresikan, “Oke,
udah ya udah.”
Pantas aja hanya dikasih satu cup kecil,
gue sangat berterima kasih dengan mbak-mbak penjual karena hanya memakan 3
suapan kimchi saja dari total kemungkinan 5 suap kimchi.
Namun tergantung ya, tergantung orang yang makannya. Suka apa nggak.
Tapi jujur, setelah kejadian seminggu lalu gue pengen makan kimchi lagi biar
pencernaan gue anget. Syalala~ walaupun Salwa sempat ngevideo ekspresi gue
makan kimchi tapi gue nggak ngepublikasikan hal itu, karena aneh banget.
Ekspresinya loh ya.
Terus kemarin kalau nggak salah kita makan Tteokbokki atau makanan pinggir jalan di Korea baik itu sore ataupun
malam. Makanan
ini dibuat dari tepung kue beras berisi timun, daun bawang, wortel, serta cabe
merah juga hijau. (travel.kompas.com)
Foto via google sih
seperti ini, tapi ekspektasinya tidak seperti yang dibayangkan. Kita beli dua versi ada yang versi 5K ada juga yang versi lebih dari 10K. Tentulah harga sepadan dengan rasa.
Kita sedikit banyak
jadi sadar bahwa makanan Indonesia itu kaya banget akan rasa. Makanya kalau
kalian liat vlog ataupun orang korea makan-makanan Indonesia mereka seneng
gitu. Soalnya makanan kita emang enak banyak rasa. Kemudian gue jadi pengen mie
ayam, malam-malam begini.
Lanjut, kita sempat
nyobain Hanbok di sebuah stan. Harga sewa Hanbok-nya tergantung dari seberapa
elit Hanbok yang dipakai. Nah, gue sendiri kebagian pakai Hanbok pengurus
kerajaan gitu. Kata si Salwa sama Silvi sih gitu. Gue mah okok aja, soalnya hanboknya samaan warnanya kayak kerudung yang
gue pake. Sementara si Salwa pakai Hanbok punya putri-putri kerajaan dan si
Silvi pake Hanbok yang paling elit diantara kita bertiga.
Hanbok sendiri berasal dari kata Han yang berarti Korea dan Bok itu pakaian. Jadi artinya pakaian yang dipakai oleh orang korea. Nah warna Hanbok ini sendiri di zaman dulu mewakili tingkatan golongan. Kalau orang-orang biasa pakenya Hanbok yang warnanya nggak cerah-cerah banget. Tapi kalau golongan orang berada, Hanbok yang dipakai warnanya terang dan cerah. Informasi ini gue dapatkan dari goggle.
Hanbok sendiri berasal dari kata Han yang berarti Korea dan Bok itu pakaian. Jadi artinya pakaian yang dipakai oleh orang korea. Nah warna Hanbok ini sendiri di zaman dulu mewakili tingkatan golongan. Kalau orang-orang biasa pakenya Hanbok yang warnanya nggak cerah-cerah banget. Tapi kalau golongan orang berada, Hanbok yang dipakai warnanya terang dan cerah. Informasi ini gue dapatkan dari goggle.
Kata si Ira, “Itu
kayaknya tadi mainan Pak Tong deh!” yak Pak Tong itu semacam ini. Itu mainnya
pakai keberuntungan banget!
Selain main-main,
makan-makanan Korea, dan nyobain Hanbok. Di acara itu juga terdapat acara dance cover K-pop, penampilan penyanyi
yang menyanyikan lagu berbahasa Korea. Tapi yang seru juga ada kilas balik asal
mula K-pop berasal dan itu dari tahun 90an kalau nggak salah. Ada Turbo, terus
maju lagi di tahun 2000an ada Girls Generation, Miss A, 2PM, Infinite, SuJu,
yah pokoknya penonton yang pada teriak waktu kilas balik itu. Masa-masa anak
abege banget itu mah. Acaranya
sendiri selesai pukul 21.00 WIB dan bertepatan malam minggu. Nah, kita pada
lupa tuh kalau itu malam minggu.
Maka berakhirlah sudah liburan singkat kita, nah hikmah yang didapat waktu kegiatan ini yaitu jangan terlalu over sama budaya orang, karena belum tentu budaya kuliner mereka seenak yang kita bayangkan. Wkwk karena gue masih merasakan kejutan kuliner dari Negeri ginseng ini, apalagi kalau yang asli ya.
Ambil yang baik buang yang buruknya, sampai ketemu di publikasi gue berikutnya.
Anyeong!
Wassalamualaikum wr. wb.
Comments