2017!!

          Sebelum baca blog sebaiknya kalian lihat dulu deh :)
         Kita semua, manusia bahkan hewan pasti memiliki rasa takut. Entah itu rasa takut dalam gelap, takut ruang sempit, atau mungkin takut matematika? Begitu banyak rasa takut di dunia ini bahkan memiliki nama-nama unik. Jika lo udah tau apa yang lo takutin, selamat lo bener-bener mengenal diri lo sendiri. Bagi yang belum setidaknya kalian bisa mengambil pelajaran dari kejadian yang pernah gue alamin dan menjadi ketakutan sendiri bagi gue.

           Tahun 2017 gue rasa merupakan salah satu titik balik kehidupan gue dan gue bersyukur banget hal ini terjadi. Baru-baru ini gue menyadari satu hal yang berpengaruh banget sama psikologi pada diri gue. Hal ini berawal dari salah satu temen gue yang bilang, "Ca, kamu tadi sendiri?" mostly kegiatan yang gue lakuin pasti identik dengan kesendirian. Bahkan temen-temen gue sendiri heran, kok bisa gue sesendiri itu.


            "Iya," gue jawab tapi sambil ketawa aja.
            Terus dia bilang, "Kamu tuh punya temen banyak loh, kenapa nggak ngajak-ngajak yang
            lain?" atau nggak, "Nanti kalau kamu mau makan atau kedepan coba ajak kita-kita, kali aja
            mau sekalian cari makan sama cari keperluan."

            Ada banyak alasan yang berada di dalam pikiran gue yang kadang kalau gue utarain ke orang-orang mereka cuma geleng-geleng kepala. Tapi dari perkataan itu gue jadi mikir lagi, "Iya juga ya, kenapa nggak bareng sama yang lain?"
       
           Gue kira karena sifat bawaan gue yang memang introvert (orang-orang yang memang doyan sendiri dan menghindari keramaian) tapi ada hal-hal lain yang bener-bener baru gue sadari beberapa bulan belakangan. Gue ansos (anti sosial)?

           No, i'm not..


Introvert dan ansos adalah dua hal yang berbeda. Kalau introvert mereka adalah orang-orang yang memang suka menyendiri tapi mampu menjalin hubungan baik dengan orang lain, sementara ansos atau anti sosial adalah mereka yang doyan menyendiri tapi tidak mampu untuk membangun hubungan baik dengan orang lain (dikutip dari IDN Times).
          Beruntunglah kalian jika kalian bukan orang yang ansos seperti yang gue sebutin di atas.  Balik lagi ke perkataan teman gue tadi. Secara tidak sengaja gue mendapatkan artikel mengenai avoidant personality disorder.

          Gue kira gue mengidap ini, tapi gue masih menduga ketika membaca penjelasan kecilnya seperti ini,
"Gangguan kepribadian menghindar (Avoidant Personality Disorder) adalah suatu kondisi karakteristik dimana individu mengalami hambatan-hambatan sosial, rasa tidak percaya diri, sensitif mengevaluasi diri dan menghindari interaksi sosial. Individu yang mengalami gangguan kepribadian ini memiliki perasaan cemas akibat kritik yang dikeluarkan oleh orang lain sehingga mereka akan bersikap menghindari interaksi dengan orang lain yang memunculkan adanya kemungkinan dikritik oleh orang lain. Selain itu , mereka juga sangat takut pada penolakan atau ketidaksutujuan dari orang lain sehingga mereka enggan untuk menjalin hubungan, kecuali jika mereka merasa yakin bahwa mereka akan disukai." 
          
         Gue pikir itu hal keren karena lo punya ganguan kejiwaan layaknya di film-film dan parahnya lagi lo tahu hal itu. Percaya atau nggak, gue mengeluarkan napas panjang setelah membaca artikel ini. Badan gue dan isi kepala gue udah gak karuan.
        Gue harap dari kalian terutama #kidszamannow memahami sisi dimana kita bisa saja menjadi salah satu bagian dari pengidapnya dan gue menelusuri lagi apa penyebabnya, diantaranya: 
  1. Menghindari kontak interpersonal karena takut terhadap kritikan atau penolakan.
  2. Keengganan untuk menjalin hubungan dengan orang lain kecuali meyakini dirinya pasti akan disukai.
  3. Membatasi diri dalam hubungan inti karena takut dipermalukan atau di perolok.
  4. Penuh kekhawatiran akan dikritik atau ditolak.
  5. Merasa tidak kuat.
  6. Merasa rendah diri.
  7. Keengganan ekstrim untuk mencoba hal-hal baru karena takut dipermalukan. ( sumber: Adaptec dengan izin dari Diagnostik dan Statistik Manual Gangguan Mental, Edisi keempat,teks revisi (copyright 2000) American Psychiatric Association)
           Hal diatas memang sempat ada dalam diri gue, mungkin karena dulu gue sempat menjadi korban bully bahkan orang tua gue gak pernah ceritain. Bukannya gue nggak terbuka sama kedua orang tua, gue rasa itu masalah gue yang bakal gue bisa tanganin sendiri dan beruntungnya hal itu memang bisa teratasi karena sejak kecil gue selalu pindah-pindah sekolah. 
           Menjadi korban bully bukanlah hal yang nyaman, terlebih lagi saat itu gue bener-bener pengen gak mau masuk sekolah karena hampir teman-teman cewek di kelas gue mengolok-olok. Memang gak separah yang kayak di film-film tapi gue masih ingat betul kejadian itu. Mimpi buruk semua korbannya sampai-sampai gue pernah saking gak mau ketemu temen-temen sekelas saat istirahat, gue keluar sekolah dan makan di perahu orang di pinggiran sungai (saat itu sekolah gue memang berada di pinggir sungai tapi dan gak ada gerbang tinggi yang tertutup). That's why maybe I'm so scared when I just meet someone, terutama temen-temen cewek. Banyak praduga di dalan pikiran gue. Jadi intinya kalian jangan terlalu mikirin aja, gak usah dipikirin hal-hal negatif yang ada di dalam kepala kalian terutama praduga yang belum jelas itu.
             Beruntungnya gue masih punya temen-temen lain terutama teman-teman cowok yang nggak ngegubris temen gue yang cewek-cewek tadi. Kalau lo udah salah di mata salah satu cewek paling berkuasa di sekolah dan ibu bapaknya berpengaruh di daerah lo, maka jangan kira hidup kalian tenang. Gue bahkan gak berani cerita ke guru gue. Itu tindakan yang salah banget menurut gue.
            
         Salah banget karena gue udah ngebiarin bullying itu berlanjut ke teman-teman yang lain. Menjatuhkan korban-korban lain. Perlu kalian ketahui bahwa bullying  itu sendiri ada bullying perkataan dan ada bullying perbuatan. Gue mendapatkan dua-duanya. 
             
             Gue harap siapapun kalian yang membaca tulisan ini menjadi lebih berhati-hati dalam ucapan maupun perbuatan kasar. Terlebih lagi kalau bullying ini dilakukan berkelompok, hal ini akan mempengaruhi korban bullying  di masa depan, seperti gue yang gue kira mengidap avoidant personality disorder.
"Tidak seperti orang-orang dengan skizofrenia, gangguan kepribadian avoidant memiliki minat, dan perasaan kehangatan terhadap orang lain. Namun, takut ditolak sehingga mencegah mereka dari berjuang untuk memenuhi kebutuhan mereka yaitu kasih sayang dan penerimaan."
 
            Kasih sayang, salah satu bentuk kasih sayang yang baru-baru ini gue sadari adalah bentuk perhatian kepada orang lain. That's makes someone happy right? Alhamdulillah banget, sekarang banyak banget temen-temen gue yang bener-bener care sama gue. Mungkin karena kita sama-sama anak perantauan, jadi kita merasa saling berkaitan satu sama lain.
             Mereka berhasil mengubah sudut pandang ketakutan gue akan interaksi dengan orang-orang. Membuat gue lebih percaya diri dalam mengemukakan pendapat, karena gue dari dulu hampir menghabiskan seluruh kehidupan gue untuk menulis pengalaman-pengalaman gue yang berhadapan dengan kertas-kertas dan layar laptop! 
           Lalu bagaimana gue menghadapai avoidant personality disorder yang gue kira gue miliki?
           Gue coba ikut kegiatan-kegiatan kampus yang mengharuskan gue bicara, itu menyakitkan bagi gue tapi di satu sisi gue bangga bisa ngeluarin pendapat gue.  Walaupun salah-salah kata dan gue masih mikirin tanggapan mereka akan gue. Gue terusin hobi gue yang lain dan berguna bagi orang banyak insha Allah kayak nulis di blog ini. Intinya kembangkan hal-hal berpotensi berguna yang ada pada diri lo dan itu membuat lo menjadi lebih percaya diri. Pengembangan hobi atau kesukaan yang mengalihkan fokus kalian ini berguna untuk perlahan-lahan menghilangkan avoidant personality disorder atau gangguan lain yang kalian alami.
         Syukuri, kalau kalian memiliki orang-orang di sekitar yang mendukung kalian tanpa adanya pandangan merendahkan diri seperti yang gue kadang cemaskan, tapi alhamdulillah orang-orang disekitar gue mendukung gue dengan merespon karya-karya yang gue buat.
         So bagi kalian yang mengalami hal yang sama dengan yang gue alamin ingat, lo itu berharga, lo itu diperluin sama orang-orang walaupun kadang lo mikir lo gak guna tapi Tuhan masih percaya sama lo kalau lo bisa membuat perubahan bagi orang lain dengan membuat lo masih hidup sampai sekarang dan baca artikel dari gue ini.
          Lagi, jangan biarin pelaku bullying meneror korbannya kalau bisa kalian jadi hero dengan melaporkan bullying ke guru ataupun minimal cerita ke orang lain yang lo rasa bisa mengurangi teror dari bullying tersebut dan jangan dibiarin yang kayak pernah gue lakuin. Itu bakalan menjatuhkan korban lain dan memperburuk keadaan. Cabut sampai ke akarnya right?
             Jangan jadikan personality disorder atau gangguan kepribadian menjadi bahan olokan, karena ada sebagian dari kita yang menyadarinya dan adapula yang tidak menyadarinya. Tetap cari jati dirimu dan jadi dirimu sendiri tanpa ada kebohongan terutama bagi abege-abege yang baru puber nih, yang masih menjacari-cari jati dirinya. Lebih bersyukur dengan diri kalian sendiri, karena kalian ya kalian, gak ada copyan lain. 
            "Kamu itu antik!" hehe
           Jadi gue simpulkan tahun 2017 merupakan tahun penuh dukungan serta atas kehendak Allah SWT menjadi indah, semoga tulisan ini dapat sedikit membantu kalian dalam memahami jati diri kalian. Insha Allah sampai jumpa di postingan selanjutnya :)

Terima kasih teman-teman sudah menjadi bagian dari kisah Rahma Rosalina di tahun 2017! 
Sumber 2
              

Comments

Popular posts from this blog

Bahasa Indonesia 10 (K13) : Jawaban Pelajaran II

Bahasa Indonesia 12 K13 : Jawaban Tugas 1 hal. 8-10 Kelompok 6 (XII A 1)

Bahasa Indonesia Kelas 10 (K13) : Jawaban Kegiatan 1