Fisika: Pemanasan Global (Penyebab, dampak, dan pengendaliannya)
Nama
Kelompok
·
Astia
Rachmayanti
·
Faridah
Munawarah
·
Firgineta
Salsabella R
·
Kiki Nurul Zakiyah
·
Lathifah
Laila Ulfa
·
Rahma
Rosalina
A. Pemanasan
Global
Bumi diselimuti oleh lapisan udara (atmosfer), yang terutama terdiri dari lapisan atas (stratosfer) dan lapisan bawah (troposfer).
Yang dimaksud dengan pemansan global (global warming) adalah gejala naiknya
suhu udara pada lapisan bawah (troposfer)
secara global.
Sekitar
50% dari sinar matahari sampai ke
permukaan bumi. Permukaan bumi menyerap sinar matahari itu, lalu memantulkan
sinar inframerah (yang panas)
ke udara. Gas-gas rumah kaca di troposfer
menyerap sinar inframerah yang panas itu , lalu memanaskan udara di sekitarnya. Bila
tak dikendalikan , dalam 100 tahun dapat
terjadi kenaikan suku udara 1-5 derajat
Celcius.
B.
Penyebab
Terjadinya Pemanasan Global
Terjadinya pemanasan dapat di pengaruhi
oleh adanya aktivitas manusia maupun aktivitas alam itu sendiri (alamiah). Aktivitas
manusia yang diperkirakan berkontribusi pada kenaikan suhu bumi antara lain
adalah aktivitas yang meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) maupun
aktivitas yang mempercepat terjadinya penipisan lapisan ozon.
Beberapa aktivitas yang dapat menghasilkan
GRK (CO2, CH4, dan NO2) adalah:
1. Aktivitas
yang mengasilkan gas CO2 (karbon dioksida) seperti kegiatan
penggunaan bahan bakar kayu (biomas), minyak bumi, gas alam, dan batu bara oleh
industri, kendaraan bermotor, dan rumah tangga serta pembakaran hutan.
2. Kegiatan
yang mengasilkan gas CH4 (methane) seperti kegiatan proses produksi
dan pengangkutan batu bara, minyak bumi, dan gas alam. Kegiatan industri yang
menghasilkan bahan baku (eksractive industri), kegiatan pembakaran biomas yang
tidak sempurna, serta kegiatan penguraian oleh bakteri di tempat pembuangan
akhir (TPA), ladang padi dan peternakan.
3. Kegiatan
yang menghasilkan gas N2O (nitrous oksida) hasil dari pemakaian
pupuk nitrogen yang berlebihan di dalam usaha penanaman padi, aktivitas
industri dengan menggunakan limbah padat sebagai bahan bakar alternatif dan
penggunaan bahan bakar minyak bumi.
Dari
berbagai GRK di atas yang diperkirakan sebagai gas yang paling berperan di
dalam proses terjadinya pemanasan global adalah CO2 dan disusul oleh
CH4.
Kenaikan
suhu permukaan bumi akibat adanya peningkatan gas rumah kaca (GRK) di atmosfer
diperkirakan akan memengaruhi pola radiasi matahari (khususnya gelombang
panjang) yang masuk dan mencapai permukaan bumi. Radiasi matahari (khususnya
gelombang panjang) tidak dapat langsung dilepaskan atau dipantulkan kembali ke
angkasa luar, tetapi tertahan dan dipantulkan kembali ke bumi oleh GRK atau
dengan kata lain GRK yang berlebihan di atmosfer akan dapat menahan radiasi
panas matahari untuk keluar dari atmosfer bumi. Kejadian tertahannya radiasi
matahari ini akan meningkatkan suhu bumi, dan bila kejadian ini berlangsung
cukup lama dan terjadi pada wilayah yang luas maka pemanasan bumi secara global
akan terjadi.
Faktor
lain penyebab terjadinya kenaikan suhu muka bumi adalah akibat adanya penipisan
lapisan ozon di atmosfer, terutama di wilayah kutub. Lapisan ozon ini sangat
bermanfaat bagi perlindungan terhadap radiasi langsung dari sinar matahari ke
permukaan bumi yang merugikan keberlangsungan dan kehidupan makhluk hidup di
bumi. Keberadaan bahan perusak ozon yang merupakan sumber utama penyebab
rusaknya lapisan ozon merupakan ancaman yang cukup serius bagi umat manusia dan
makhluk hidup yang ada di muka bumi.
Adapun
kegiatan yang menghasilkan bahan perusak ozon (BPO) antara lain adalah kegiatan
industri pendingin udara (kulkas dan AC), pesawat terbang, katalisator proses
industri, bahan pencegah kebakaran, dan fumigasi yang menggunakan CFC, CTC,
TCA, Halon, Aerosol, Solvent, dan Metil Bromida.
Meningkatnya
GRK dan BPO di atmosfer bisa juga diakibatkan oleh menurunnya kemampuan alam di
dalam menyerap karbon. Aktivitas penggundulan hutan serta pola penggunaan lahan
yang tidak berwawasan lingkungan ditenggarai akan mengurangi kemampuan alamiah
alam dalam menyerap karbon yang ada di atmosfer.
C.
Dampak
Pemanasan Global
Para Ilmuan menggunakan model komputer
dari suhu, pola presipitasi, dan sirkulasi atmosfer untuk mempelajari pemanasan
global. Berdasarkan model tersebut, para Ilmuan telah membuat beberapa
prakiraan mengenai dampak pemanasan global terhadap cuaca, tinggi permukaan air
laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan liar, dan kesehatan manusia.
1. Iklim
Mulai Tidak Stabil
Para ilmuan memperkirakan bahwa selama
pemanasan global, daerah bagian utara dari belahan bumi utara (northen
hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di bumi. Akibatnya,
gunung-gunung es akan mencari dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es
yang terapung di perairan utara tersebut.
Daerah-daerah yang sebelumnya
mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan
di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan
lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Suhu pada
musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.
2. Peningkatan
Permukaan Air Laut
Ketika atmosfer menghangat, lapisan
permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan
menaikkan tinggi permukaan laut.
Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di
kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut.
Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10-25 cm (4-10 inci) selama
abad ke 20 dan para ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm
(4 – 35 inchi) pada abad ke 21.
3. Suhu
Global Cenderung Meningkat
Orang
mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak
makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa
tempat. Sebagai contoh bagian selatan Kanada mungkin akan mendapat keuntungan
dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam.
Di lain pihak,
lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak
dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari
gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim
dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami akan mencair sebelum puncak
bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan
serangga dan penyakit yang lebih hebat.
4. Gangguan
Ekologis
Hewan
dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan
global, ini karena sebagian besar laha telah dikuasai oleh manusia. Dalam
pemanasan global, hewan cenderung untuk berimigrasi ke arah kutub atau ke atas
pegunungan.
Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru
karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia
akan mengahalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang berimigrasi ke utara
atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin
akan mati. beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju
kutub mungkin juga akan musnah.
D.
Penggendalian
Pemanasan Global
Konsumsi total bahan bakar fosil di dunia
meningkat sebesar 1 persen per-tahun. Langkah-langkah yang dilakukan atau yang
sedang didiskusikan saat ini tidak ada yang dapat mencegah pemanasan global
pada masa depan. Tantangan yang ada saat ini adalah mengatasi efek yang timbul sambil melakukan
langkah-langkah untuk mencegah semakin berubahnya iklim pada masa depan.
Ada 2 pendekata utama untuk memperlambat
semakin bertambahnya gas rumah kaca, yakni:
1. Mencegah
karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut ata komponen
karbon-nya di tempat lain. Cara ini disebut carbon sequestration (menghilangkan
karbon).
2. Mengurangi
produksi gas rumah kaca.
Salah
satu penyumbang karbon dioksida adalah pembakaran bahan bakar fosil. Penggunaan
bahan bakar fosil mulai meningkat pesat sejak revolusi industri pada abad ke
18. Pada saat itu, batubara menjadi sumber energi dominan untuk kemudian digantikan
oleh minyak bumi pada pertengahan abad ke 19. Pada abad ke 20, energi gas mulai
biasa digunakan di dunia sebagai sumber energi.
Perubahan
tren penggunaan bahan bakar fosil ini sebenarnya secara tidak langsung telah
mengurangi jumlah karbon dioksida yang dilepas ke udara, karena gas melepaskan
karbon dioksida lebih sedikit apabila dibandingkan dengan minyak apalagi bila
dibandingkan dengan batubara.
Walaupun demikian, penggunaan energi terbaharui
dan energi nuklir lebih mengurangi pelepasan karbon dioksida ke udara. Energi
nuklir, walaupun kontroversial karena alasan keselamatan dan limbahnya yang
berbahaya , tetapi tidak melepas karbon dioksida sama sekali.
Comments